Oleh: Tjiptadinata Effendi
Banyak orang mengira,bahwa post power syndrome adalah urusan orang orang yang berkedudukan penting. Tidak ada relevansinya dengan kehidupan nyata dari orang orang biasa. Paradigma atau cara berpikir yang tidak pas ini,bahkan masih terus berjalan hingga saat ini.
Padahal sesungguhnya,efek dari post power syndrome ini dapat merasukki semua orang, yang pernah mengalami masa masa nyaman dan enak sewaktu masih muda.Sehingga begitu menapakkan kaki dimasa pensiun atau tidak lagi bisa bekerja, mengalami kegamangan menghadapi hari hari dalam hidupnya. Gamang dalam keartian, hidupnya masih dalam bayang bayang masa lalunya.. Entah dulu menjadi pengusaha, pemimpin sebuah komunitas ,kekayaan yang pernah dimiliki,maupun beragam prestasi yang mungkin dicapai diusia muda.
Gamang menghadapi kenyataan hidup yang bukan hanya tidak sama, melainkan bisa berbeda total dari rutinitas hidup yang selama puluhan tahun ditapakkinya. Karena ketidak berdayaan diri,untuk melepaskan belenggu dari bayang bayang masa lalu.
Hal hal Kecil Dapat Hadirkan Kesedihan Mendalam
Hal hal kecil dan sepele,dapat menghadirkan rasa tidak diperdulikan, tidak dihargai dan tidak dihormati lagi,sehingga menghadirkan kesedihan demi kesedihan dalam hari hari menjalani kehidupannya.
- Misalnya:
Biasanya setiap pagi rutin ke kantor atau ketempat usaha - Atau dijemput kendaraan perusahaan
- Dikantor dihormati dan dihargai
- Kata katanya didengarkan dengan hikmat
- Dalam pertemuan diminta sebagai pembicara
- Ditanyai pendapatnya
- Dalam hal keuangan,bebas menggunakan
Kini semuanya sudah tidak akan pernah lagi dinikmatinya. Bangun pagi tidak tahu mau kemana.tidak ada jadwal kegiatan hingga seminggu kedepan.mau kemana mana harus sendiri.penggunaan uang sudah harus dihemat.sudah jarang dapat undangan. Dalam pertemuan tidak lagi duduk didepan ,bahkan tidak pernah diminta pendapatnya.
Mengapa Bisa Terjadi Hal Seperti Ini?
Karena orang lupa diri
- Merasa bahwa selamanya akan berada diposisi yang disenangi
- Yakin bahwa tidak akan ada yang dapat menggantikan
- Merasa masih muda
- Sama sekali tidak mempersiapkan diri
- Menghadapi masa masa pensiun
- Akibatnya:
- Orang menjadi sangat sensitfi
- Sekecil apapun masalah bisa jadi membuat dirinya tersinggung
- Menjadi emosional
- Temperamental
- Bila dibiarkan akan merembet pada menurunnya phisik
- Berpengaruh buruk pada keluarga
- Dan hidupnya akan berakhir tragis
Akibat dari Post Power Syndrome, antara lain adalah: lunturnya antusias menghadapi hidup Mudah tesinggung dan marah ,kendati untuk hal yang sepele. tidak mau menerima saran menjadi pendiam suka bernostalgia masa masa kejayaannya rentan terhadap berbagai perubahan.
Kegalauan dan kegelisahan hati ,serta rasa khawatir berlebihan menghadapi masa masa yang berada diluar zona keamanan dan kenyamanannya,dapat mendistorsi jiwa .Sebenarnya terlepas dari siapapun adanya diri kita, adalah wajar ,ada rasa kekuatiran ,menghadapi masa masa pensiun.Karena itu amat penting mempersiapkan diri sedini mungkin,
Pensiun,bukan hanya pemasukan uang tidak lagi berjalan seperti biasa,tetapi pensiun juga berarti,ia tidak lagi memiliki “kekuasaan” untuk “memerintah” orang lain. Bila gejala ini merambat dan menguasi dirinya,maka kegalauan dan keresahan tidak hanya merugikan diri sendiri,tetapi langsung atau tidak akan menebar dan mendistorsi anggota keluarga. Pilihan terbaik adalah jika kita memasuki masa pensiun, tanpa rasa kekhawatiran yang berlebihan . Tanamkanlah pada diri kita ,bahwa pensiun adalah sesuatu yang wajar yang merupakan proses alami
Persiapkan Diri Sedini Mungkin
- Tanamkan pada diri,bahwa posisi kita saat ini,suatu waktu akan digantikan orang lain
- Suka atau tidak suka, hal tersebut pasti akan terjadi
- Hindari ketergantungan pada staf atau karyawan
- Lakukan sendiri apa yang dapat dilakukan
- Siapkan diri untuk berbagai kegiatan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan
- Jangan batasi pergaulan dengan orang orang “sederajat:” saja
- Biasakan hidup disiplin diri
- Rancang masa pensiun sedini mungkin
- Agar begitu memasuki pensiun,tinggal alih kegiatan saja
Pengalaman Pribadi
Saya dulu seorang Eksportir. Sebagai Pengusaha Nasional,pergaulan dengan kalangan pejabat bukan hal aneh.. Makan siang bersama gubernur.Dilain waktu undangan makan bersama menteri perdagangan. Mau urus paspor gampang, tinggal telpon,tidak usah kekantor Imigrasi. Pejabat setingkat kakanwil,bisa ditelpon untuk datang kerumah kami,.Bukan saya yang sowan sowan kerumah pejabat.
Namun ,saya tahu diri, bahwa kelak hal itu akan berakhir dan mempersiapkan diri sejak dini,Oleh karena itu ,memasukki usia pensiun,sama sekali saya tidak gamang,Dengan penuh rasa percaya diri, saya melangkah menapakki kehidupan.Memahami bahwa sejak saat itu saya adalah salah satu dari warga biasa,yang tidak lagi memiliki power untuk memerintah siapapun.
Memahami bahwa sejak saat itu, semua harus saya lakukan sendiri, bahkan jangankan kakanwil,ketua RT pun tidak bisa saya minta datang kerumah kami. Karena sudah siap mental, maka saya menerima,bahwa inilah kehidupan yang harus dijalani setiap orang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/setiap-orang-akan-menua-siapkan-diri-sedini-mungkin_575e0c2e337a610a336a4ac4
No comments:
Post a Comment