Monday, June 6, 2016

Makalah Akuntansi Internasional : Kompetensi Mahasiswa Akuntansi dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL




“Kompetensi Mahasiswa Akuntansi dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)”







Di Susun Oleh:

RICAD GREGORIUS LINGGA
(7133220055)




JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI






    

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
            ASEAN bergerak disebuah lingkungan yang makin terhubung dalam jaringan global yang saling terkait satu dengan yang lain, dengan pasar yang saling bergantung dan industri yang mendunia. Agar pelaku usaha ASEAN dapat bersaing secara global, guna menjadikan ASEAN lebih dinamis sebagai pemasok dunia, dan untuk memastikan bahwa pasar domestik tetap menarik bagi investasi asing, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 23 ASEAN di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam 9-10 Oktober 2013, para pimpinan negara anggota ASEAN dalam pernyataannya menyepakati untuk memperdalam integrasi ASEAN melampaui batas-batas untuk menyetujui ASEAN Economic Community (AEC).
            Indonesia perlu membenahi segala aspek kehidupan masyarakatnya demi terwujudnya ASEAN Economic Community. Salah satu aspek yang perlu dibenahi adalah sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini tidak dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang ahli di bidang teknis saja, tetapi membuat tenaga kerja yang kaya wawasan dan mampu berkompetisi. Tidak cukup sampai di situ, diharapkan kelak mereka menjadi para profesional yang kreatif sehingga dapat bersaing di pasar bebas ini. Oleh karena itu, perguruan tinggi di Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar dalam menciptakan tenaga ahli yang handal. Sehingga AEC tidak hanya membuat tantangan yang cukup besar, tetapi juga membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas produk- produknya maupun tenaga kerjanya yang profesional dalam memasuki tantangan  ruang lingkup ASEAN Economic Community.
            Tentunya mahasiswa akuntansi mempunyai banyak  sekali peluang dan juga tantangan untuk bisa ikut terlibat dalam ASEAN Economic Community. Perlu adanya persiapan bagi mahasiswa akuntansi sebagai calon profesi akuntan untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). Persiapan ini akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akuntansi Indonesia untuk dapat memiliki daya saing tingkat regional maupun internasional.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud ASEAN Economic Communitiy (AEC)?
2.      Tantangan apa yang akan dihadapi mahasiswa akuntansi atau calon akuntan  didalam AEC?
3.      Bagaimana kesiapan mahasiswa akuntansi menghadapi persaingan AEC?
4.      Kompetensi apa yang dibutuhkan mahasiswa akuntansi dalam menghadapi persaingan AEC?
5.      Siapa pihak-pihak terkait yang mendukung mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan profesional?

1.3 Tujuan Makalah
            Makalah ini bertujuan untuk:
1.     Menjelaskan pengertian tentang ASEAN Economic Community (AEC).
2.  Menjelaskan apa saja tantangan yang akan dihadapi mahasiswa akuntansi didalam persaingan ASEAN Economic Community (AEC) .
3.       Menjelaskan kesiapan dan strategi mahasiswa akuntansi dalam menghadapi persaingan ASEAN Economic Community (AEC).
4.  Menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa akuntansi dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC).
5.    Menjelaskan pihak-pihak terkait yang mendukung mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan profesional.

Bab II
Teori dan Pembahasan
2.1 Pengertian ASEAN Enomic Community (AEC)
            ASEAN Economic Community (AEC) atau dalam bahasa Indonesia disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut.
Awal mula MEA berawal pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997 dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi (ASEAN Vision 2020).
            Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang melakukan percepatan pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan Deklarasi Cebu mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
            Adapun ciri-ciri utama ASEAN Economic Community  (AEC) adalah:
– Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
– Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
– Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
– Basis dan pasar produksi tunggal.

2.2 Tantangan  AEC Bagi Mahasiswa Akuntansi
            Ketika AEC sudah diberlakukan, maka warga negara-negara ASEAN dapat keluar dan masuk dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan dinegara yang tuju. Hal ini  tak terkecuali untuk profesi akuntan.
Mahasiswa akuntansi yang akan menjadi akuntan akan menghadapi tantangan-tantangan  dalam persaingan AEC yakni:
1, Semakin terintegrasinya negara-negara ASEAN dengan adanya AEC 2015 dalam jasa akuntansi. Di Indonesia, profesi akuntan sangatlah kurang sehingga pada MEA 2015 sangat berdominan untuk akuntan asing masuk. Hal ini didukung dari data yang dirilis oleh IAI yang menyebutkan bahwa Indonesia hanya menempati urutan ke 7 dengan Akuntan terbanyak di ASEAN dengan jumlah Akuntan 24.578 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah akuntan Indonesia sangat sedikit dibandingkan dengan seluruh jumlah penduduk Indonesia, dengan tingkat persentase 0.0098%.

2      Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan akuntan profesional terus berkembang dan berubah dengan cepat, setidaknya terdapat beberapa keterampilan teknis yang dianggap akan semakin penting.
Kemampuan bahasa internasional yang masih menghambat para akuntan Indonesia untuk dapat bersaing dengan akuntan dari negara ASEAN lainnya.

2.3. Potensi yang Dimiliki untuk bersaing dengan Akuntan dari Negara Lain
            Peluang adanya ASEAN Mutual Recognition Agreement memungkinkan Akuntan Profesional Indonesia berkiprah di kancah ASEAN. Akuntan Profesional Indonesia diakui oleh PAO dunia, adanya PMK No. 25/PMK.01/2014 sehingga  banyak peran yang bisa dilakukan oleh Akuntan Profesional Indonesia. Lulusan mahasiswa Akuntansi dari seluruh negara ASEAN rata-rata setiap tahunnya adalah berjumlah 77.330 orang. Peringkat pertama terbanyak penghasil lulusan Akuntansi adalah Indonesia yang berkontribusi 45 % dari seluruh lulusan mahasiswa Akuntansi ASEAN. Indonesia menghasilkan lebih 35.000 lulusan sarjana  Akuntansi setiap tahun. 
            Selain itu kebutuhan jasa akuntan di Indonesia cukuplah besar. Kebutuhan-kebutuhan akan jasa akuntan ini dapat dibagi menjadi 3 sektor yakni:
1.      Untuk Pemerintahan
Jasa akuntan sangat dibutuhkan dibidang pemerintahan untuk mengaudit laporan keungan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga non kementerian. Selain itu amanat otonomi daerah yang mengharuskan pemerintah daerah membuat laporan keuangan terpisah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Hal ini lah yang menjadi lahan yang dapat dimanfaatkan oleh para akuntan Indonesia.
2.      Di Dunia Bisnis
Banyak Undang-undang yang mewajibkan perusahaan untuk diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sehingga dibutuhkan jasa akuntan agar dapat menyajikan laporan keuangan secara benar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
3.      Di Organisasi Lain
Beberapa organisasi non-pemerintahan dan non-bisnis diwajibkan untuk diaudit sehingga jasa akuntan dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan organisasi tersebut. Contohnya: UU No.2 tahun 2011 tentang partai politik.
UU No.16 tahun 2001tentang yayasan
UU No.25 tahun 1992 tentang pengkoperasian.
            Dari begitu banyaknya potensi akan kebutuhan jasa akuntan  yang ada maka apabila Indonesia tidak mampu menyediakan akuntan profesional yang mencukupi , maka akuntan dari negara lain akan mengisi kebutuhan tersebut.
Strategi defensif dapat dilakukan yakni dengan memenuhi kebutuhan akuntan di Indonesia, maka hal ini dapat secara tidak langsung menghambat akuntan asing datang ke Indonesia.
2.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Mahasiswa Akuntansi
            Selain Strategi Defensif, Hal yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa akuntansi di Indonesia agar dapat menjadi akuntan profesional di era ASEAN Economic Community adalah:
1.      Meningkatkan soft skill
Soft skill yang dimaksud meliputi:
A.    Interpersonal Skill, yang terdiri dari kemampuan leadership, motivasi untuk terus berkembang, komunikasi yang efektif, kemampuan dalam melakukan negosiasi dan mampu memecahkan masalah (problem solving)
B.     Intra-personal skill, meliputi kemampuan untuk menjunjung integritas, character building,  berpikir kreatif dan lain sebagainya.
2.    Terus belajar untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki, yakni:
Tidak hanya sekedar untuk menamatkan kuliah namun dapat memenuhi syarat untuk pendidikan profesional berkelanjutan. Selain itu juga didukung oleh kemampuan dibidang pendukung lainnya seperti: Perpajakan, Hukum bisnis, manajemen, bahasa inggris, komputerisasi dan lain sebagainya.
3.    Mampu membangun networking
          Kemampuan kerjasama dan membina komunikasi yang baik mutlak diperlukan oleh           seorang akuntan profesional baik itu dengan antar individu maupun dengan institusi.
4.      Memiliki setifikat Akuntan profesional
Seorang akuntan diharapakan memiliki sertifikat akuntan yang diakui secara internasional.
5.      Memiliki integritas yang tinggi
Seorang akuntan profesional dalam bersaing bukan berarti dapat menghalalkan segala cara namun tetap mengutamakan kejujuran karena pemakai jasa akuntan akan lebih memilih menggunakan jasa seorang akuntan yang berintegritas.
6.      Persiapkan mental untuk menjadi Player
Optimisme harus dimiliki oleh seorang akuntan dan tidak memiliki rasa takut untuk bersaing dengan akuntan dari negara lain serta memiliki target untuk menjadi pemain utama bukan sebagai cadangan.

2.4 Peranan Stakeholder Akuntan dalam Persaingan AEC
            Beberapa stakeholders utama akuntan yang berperan menyiapkan akuntan-akuntan profesional di Indonesia dalam menghadapi persaingan di ASEAN Economic Community (AEC) yakni:
1.      Perguruan Tinggi, berperan untuk:
·         Melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan Indonesia dengan IES (International Education Standard)
·         Mengurangi kesenjangan antara kurikulum yang dipelajari mahasiswa akuntansi dengan kebutuhan di dunia kerja.
·         Membekali mahasiswa akuntansi dengan soft skill yang mencukupi.
·         Memberi kemampuan bahasa asing yang mencukupi.
2.      Pemerintah, berperan untuk:
·         Membuat iklim yang kondusif dalam menciptakan akuntan yang profesional
·         Melakukan pembinaan kepada akuntan melalui regulasi untuk menciptakan akuntan yang memiliki daya saing internasional
·         Menjaga standarisasi kualitas lulusan PPAk


3.      Dunia Bisnis, berperan untuk:
·         Menjadikan akuntan dan akuntan profesional sebagai persyaratan rekritmen karyawan. Sehingga para akuntan termotivasi untuk meningkatkan soft skill menjadi akuntan profesional agar dapat diterima menjadi karyawan di perusahaan tersebut.
·         Memberi insentif atau reward bagi akuntan profesional
4.      IAI (Ikatan Akuntan  Indonesia)
IAI sebagai satu-satunya asosiasi profesi akuntan di Indonesia yang ditetapkan pemerintah, memiliki peran yang sangat strategis terutama dalam hal meningkatkan kualitas akuntan Indonesia agar dapat bersaing dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Peran yang dapat dilakukan oleh IAI adalah:
·       Melakukan akselerasi jumlah akuntan profesional dengan tetap menjaga kualitasnya. Dengan jumlah akuntan Indonesia yang masih kalah dibandingkan dengan negara lain maka perlu upaya dalam mendidik dan meningkatkan jumlah para mahasiswa akuntansi agar dapat menjadi akuntan yang profesional.
·       Mendorong anggotanya agar terus meningkatkan kompetensi tambahan
·       Terus melakukan dan meningkatkan sinergi dengan Perguruan Tinggi, dunia usaha, regulator dan kerja sama internasional dalam meningkatkan mutu dan standar kemampuan akuntan Indonesia.

2.5  Sinergi Peran dalam Menghadapi AEC
      Untuk memenangkan persaingan di era AEC mutlak diperlukan sinergi antara akuntan dan calon akuntan dengan seluruh stakeholder utamanya. Sinergi ini diharapkan menjadi rangkaian yang utuh dalam melatih dan mengembangkan kemampuan akuntan terutama para mahasiswa akuntansi yang akan menjadi generasi akuntan Indonesia.

 








BAB III
Penutup
4.1  Kesimpulan
            ASEAN  Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan negara-negara ASEAN dalam rangka mewujudkan visi ASEAN 2020.
AEC bertujuan untuk membentuk masyarakat ASEAN menjadi basis produksi dunia dan menciptakan pasar regional bagi penduduk ASEAN, membentuk kawasan perdagangan bebas serta meningkatkan daya saing ekonomi kawasan Asia Tenggara.
AEC menciptakan peluang sekaligus tantangan serius bagi masyarakat Indonesia khususnya profesi akuntan yang mana AEC membuka kesempatan luas bagi akuntan asing untuk masuk ke Indonesia. Sehingga para akuntan dan calon akuntan Indonesia atau mahasiswa akuntansi  harus mempersiapkan diri agar dapat bersaing dan memenangi persaingan.
ASEAN Economic Community (AEC) telah disepakati, sehingga sikap mahasiswa akuntansi bukanlah mempertanyakan lagi namun mulai mempersiapkan diri untuk menjadi akuntan profesional dan menjadi tuan di rumah sendiri. Segala potensi telah dimiliki sehingga dan strategi harus disiapkan untuk memenangi persaingan karena AEC hanya membuat takut akuntan dan calon akuntan yang kurang kompeten. Bila memiliki kompetensi yang bagus maka AEC akan menjadi peluang emas untuk akuntan Indonesia mengekspansi ASEAN.



Daftar Pustaka


Avianti, Ilya Prof.2015.Peluang dan Tantangan Akuntan di Era MEA. Medan:Simposim   Nasional Akuntansi (SNA) XVIII.(Jurnal di akses pada tanggal 11 mei 2016).

Hidayati, Widya.2015.Indikator Kesiapan Akuntan dalam Menghadapi MEA 2015.             www.akuntanmuda.blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 11 Mei 2016.

Ndari, Wulan.2015.Bekal Mahasiswa Akuntansi Sambut MEA        2015.www.kompasiana.com.Diakses pada tanggal 12 Mei 2016.

Roqqib, Abdul.2015.Kesiapan Akuntan dan Auditor Menghadapi
            MEA.www.T.N.E.S.G!.blogsopt.co.id. Diakses pada tanggal 11 mei 2016.

No comments:

Post a Comment